Potret aspek kehidupan disegala lini telah berubah akibat adanya pandemi, terlebih dari sektor perekonomian, mungkin sektor ini yang paling banyak menelan pil pahit covid. Akses ke berbagai macam kebutuhan entah itu kebutuhan tersier, sekunder bahkan kebutuhan pokok sekalipun berubah. Dimana kita dipaksa untuk menggunakan platform online demi menghindari kerumunan dan kontak langsung. Oleh karena itu tren digitalisasi marketing bukan lagi menjadi tren tetapi menjadi wadah yang memang harus kita ikuti bersama. Masyarakat kita tentu sebagian mengenal startup sebagai platform online yang bisa diorder lewat aplikasi atau web. Namun apakah itu cukup dibilang sebagai sebuah startup ? lantas apa bedanya dengan UMKM ? terus Kalau perusahan gimana ? mari sama-sama kita kupas ! siapkan kopi mu, cemilanmu, fokusmu dan marilah membaca bersamaku 🙂 !
Dari kata Startup, apa yang teman-teman pikirkan ? yang warna ijo, pake helm, sering nganter orang dan makanan?. Lalu tahun berapa pertamakali teman-teman mendengar kata Startup? Kalo admin sendiri pertamakali dengar kata startup itu di Channel Tv bloomberg yang menampilkan program Tv mereka bernama ‘Startup’. Kalau tidak salah rentang 2016-2017 waktu SMA (ketahuan umur adminnya :(.. ). Intinya Startup sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia jauh sebelum pandemi ada, Namun karena kondisi sekarang ini lah tren startup makin semakin naik dan makin dikenal banyak oleh banyak kalangan terutama anak muda.
Perbedaan antara Startup dan perusahaan sebenarnya sudah sangat terlihat jelas. Dalam buku Grow Your Ideal disebutkan bahwa output dari startup adalah menemukan model bisnis yang dibutuhkan konsumen. Berbeda dengan perusahaan yaitu output mereka adalah menjual produk atau layanan dengan imbalan pendapatan dan laba. Jelas terlihat bahwa perusahaan sudah tidak berfokus pada pencarian model bisnis lagi akan tetapi profit lah yang menjadi tujuan utamanya. Namun jangan berkecil hati karena dulunya para perusahaan besar adalah startup atau bisa dibilang startup adalah embrio dari perusahaan besar yang kita bisa lihat brandnya di supermarket terdekat.
Lalu terkait Startup dan UMKM, dibagian ini banyak orang yang salah mempersepsikan karena memang secara cover memang terlihat sama. barulah saat mengupas bisnisnya baru terlihat perbedaan yang mencolok. Coba kita ambil studi kasus (diambil dari buku Grow Your Ideal), Oke misalnya ada 3 orang , taruhlah namanya Joko, Jaka, Jaki. Joko memilih bisnis yang minim resiko yaitu menjadi seorang dropshipper atau reseller (tetep keren kok guys). Ia berencana membuat toko sembako dikampungnya. Maka dia sepakat bahwa keuntungan dari dopshippernya nanti akan menjadi modal untuk toko sembakonya itu.
Berbeda dengan Jaka, Ia telah memiliki sedikit modal. Akhirnya Ia putuskan untuk membuka warung Indomie telur, disamping harganya merakyat peminatnya juga tidak main-main, seluruh usia. Jaka telah menikah dan dibantu istrinya berjualan shift-shiftan sehari-hari. Lalu Jaki, berasal dari daerah penghasil durian. Dia mempunyai ide untuk membuat produk turunan durian seperti cake, dodol dan lain-lain. Dia juga melihat peluang pasar diluar negeri begitu besar terhadap produk durian ini. Namun kendala Jaki tidak bisa membuat cake, alhasil Ia mencari teman yang bisa membuat cake. Permodalan menjadi masalah bagi Jaki karena Ia memulai usaha ini dengan ide saja dan dengan target market size yang besar. Namun ia tidak ragu karena yakin jika produknya bagus maka orang-orang akan tertarik untuk berinvestasi dengannya. Pertanyaannya manakah yang disebut startup ? apa perbedaan mencolok yang terlihat ? silahkan teman-teman jawab ya dikolom chat !
Mau tau lebih dekat tentang kami ? silahkan ke https://tebengin.com/
Ada yang mau ditanyakan terkait layanan kami ? hub wa.me/085892340917
Authors : wibisono_kunto (Hipster Tebengin.com)